Pages

Jodohku

Siang itu sangat cerah. Terlihat
keramaian disebuah rumah. Ada yang
menata ruang, merapikan meja, kursi ,
terlihat sangat indah. Bunga-bunga
Krisan terpampang sangat cantik di setiap
sudut ruangan. Wangi Melati menjadi
aroma yang sangat khas diruang itu.
Berbagai makanan lezat pun telah
disajikan. Semua serba ada, indah, rapi,
dan wangi.
Sepasang pengantin memperlihatkan rona
bahagia pada bibir mereka saat menerima
ucapan selamat dan doa dari sanak saudara
dan para tamu yang datang. Disudut lain
ada seorang gadis manis dengan kerudung
putih yang membalut kepalanya, membawa
minuman sambil terkagum-kagum melihat
kecantikan sang pengantin . Namun tiba-
tiba ..
“Uppst…. maaf .. maaf aku tidak sengaja”
ucapnya.
Betapa tidak.. dia baru saja menabrak
pria yang tampan dan terlihat berwibawa
dengan jas hitamnya yang dipadukan
celana hitam polos dan beraroma
wewangian eropa, dan gadis itu
menumpahkan minumannya pada pria itu.
Sepertinya dia pernah melihat lelaki itu
namun dia lupa.
“tak apa-apa” lelaki itu menjawab dengan
perangai yang sangat loyal,
“kenalkan .. namaku Dion, siapa namamu ?
sepertinya aku pernah melihatmu ?”
tambahnya,
“maaf aku tak ingat .. namaku Sandra”
jawabnya.
Dia tertunduk malu saat menjawabnya.
Sejujurnya dia kagum pada lelaki itu. Ada
rasa penasaran yang tak terhingga.
Sebenarnya siapa dia ? dimana rumahnya ?
masih sekolahkah ? atau malah sudah
bekerja ? perasaan ini sungguh
mengguyahkan jiwanya.
Keriuhan perlahan menghilang. Tamu-
tamu sudah mulai pulang. Sandra pun
kembali kerumahnya melanjutkan kegiatan
nya. Bersekolah dan mengajar mengaji di
TPA.
Sore itu Sandra sedang berjalan akan
pulang kerumah setelah mengajar di TPA,
tiba-tiba ada seseorang memanggilnya.
“Sandra .. Sandra tunggu ..”
Sandra pun menoleh. “Assalamu’alaikum
ilham..”
“Waalaikumsallam Sandra .. Sandra ada
temanku yang ingin berbicara
denganmu..”
“siapa ..?” tanyanya keheranan,
“mari ikut denganku..”
Sandra pun mengikuti sahabatku Ilham.
mereka bersahabat sejak kecil. Dia adalah
teman bermain dan bertukar ceritanya.
Subhanalloh !.. Sandra terkaget-kaget.
Ternyata .. dia .. Dion.
“Assalamu’alaikum Sandra ?” Sapa Dion,
“waalaikumsalam .. ada apa Dion ?” ucap
Sandra penuh tanya,
“singkat saja Sandra. Demi allah aku ingin
melamarmu menjadi pendamping hidupku.
Aku ingin menikahimu. Aku tlah bertanya
perihalmu pada sahabatmu Ilham. Sejak
pertemuan kita kemarin dipernikahan itu
hatiku selalu teringat padamu. Aku tak
ingin berbuat dosa dengan
membayangkanmu setiap detik dan waktu.
Aku takut azab Allah..”
Sandra terkejut dengan ucapan Dion. Tak
pernah ia bayangkan dan harapkan kata-
kata itu meluncur lancar dari bibir Dion.
Semua seperti mimpi.
“Sandra .. Sandra .. Bagaimana
pendapatmu .. ?” tanya Dion memecahkan
lamunan Sandra tentangnya.
“aku .. a…a…aku masih bimbang dengan
ucapanmu. Aku masih bersekolah..” tanya
Sandra terbata-bata karna kebimbangan.
Walau sebenarnya dihatinyapun ingin
mengiyakan karena dihatinya ada debaran
aneh sejak bertemu diacara pernikahan
temannya beberapa hari silam.
“percayalah Sandra … aku tak ingin
berbohong. Aku berucap sadar. Alloh
menjadi saksi ucapanKu. Kita tidak
pacaran Sandra. Aku pun akan
menyelesaikan kuliahku. Yang penting kau
iyakan dan ini janji kita. Setelah selesai
sekolah kita langsung menikah..”
Termenung Sandra memikirkan ucapan
Dion. Inilah jodohku ya Alloh ? tapi
bagaimana aku tak percaya..
“baiklah Dion.. jika kita berjodoh pasti
akan bertemu dipernikahan..” jawab
Sandra dengan rona merah dipipi. Menatap
dengan penuh sejuta pertanyaan.
Benarkah apa yang dilakukannya ?
Dionpun sesekali menatap Sandra dengan
tatapa penuh misteri. Dua hati telah
mengikat janji.
Waktu terus berlalu, hari demi hari pun
terus berjalan. Kedua hati Dion dan
Sandra saling bertaut meski tak pernah
bertemu dan berbicara. Sesekali saling
memberi kabar satu sama lain dengan
mengirim surat melalui Ilham. Membuat
Sandra semakin sering berkomunikasi
dengan Ilham. Semua berjalan lancar apa
adanya. Hingga suatu hari……..
“Assalamualaikum…”
“Waalaikumsalam..” jawab Sandra sambil
membuka pintu rumahnya. Subhanalloh …
lelaki yang selama ini mengisi hatinya
berada di depan matanya. Dengan pakaiian
yang lebih rapi, dwasa dan tampan.
“silahkan masuk..” kata Sandra.
Dion duduk bersama Ilham sahabat Sandra.
Dalam hati Sandra bertanya-tanya
inikah takdir jodohku.. akan terjadi..?
“Sandra.. kedatanganku kesini ingin
menyelesaikan perjanjian kita dulu. Aku
sekarang sudah bekerja di SMA N 1
Yogyakarta sebagai guru matematika. Dan
perjanjian kita dulu hanyalah perjanjian
anak remaja yang polos. Masalah jodohku
aku telah dijodohkan oleh orang tuaku.
Aku tak ingin mengecewakan mereka yang
telah bersusah payah membesarkanku dan
menyekolahkanku. Aku ingin berbuat baik
pada orang tauku.”
“maafkan aku Sandra..”
Bagai disambar petir, Sandra tersentak
mendengarnya. Begitu ringan kata-kata
itu keluar dari bibir Dion. Tanpa beban
dan tanpa dosa. Tapi berhasil merobohkan
harapan besar Sandra menjadi pengantin
Dion. Harapan menjadi satu-satunya
kekasih dihati Dion. Semua sirna, musnah,
sedih, kesal, marah telah bercampur
menjadi satu. Sandra bersusah payah
menguatkan hatinya. Berusaha agar
terlihat tegar dan tak meneteskan air
matanya dihadapan Dion.
“Baiklah. Aku hargai keputusanmu, dulu
kamu melamarkupun dengan kata-kata
tanpa beban.. ringan dan lancar .. seperti
ucapanmu hari ini. Akupun akan
mengambil langkah sama jika harus
memenuhi keinginan orang tuaku. Jadilah
anak yang soleh yang berbakti pada
orangtua.”
Kata itupun meluncur dari mulut sandra
meski hatinya perih dan luka,
“terimakasih Sandra …. atas
pengertianmu. Maaf atas kekhilafanku
dulu. Aku pamit..”
“wasalamualaikum…”
“waalaikumsalam..” jawab Sandra.
Dion telah pulang bersama Ilham. Sandra
masuk kamar … menangisi keadaan
itu ..dan jodohnya. Tiba-tiba Sandra
tersadar dan bangkit keluar kamar
mengambil air wudhu. Sandra pun sholat
hajat. Memohon ampun kepada Allah atas
kekhilafannya.. mencintai Dion sepenuh
hati.
“Ya alloh… Ya Robbi. Ampunailah aku yang
mencintai Dion melebihi cintaku pada Mu….
jika dia bukan jodohku… mudahkanlah aku
untu melupakannya. Berilah aku jodoh
yang bisa membimbingku.. memahami mu
dan menyayangiku.. Aammiiin…”
Tiba-tiba pintu rumah Sandra diketuk.
Sandra pun bergegas membuka. Ternyata
ada serombongan orang yang datang
berkunjung.
Sandra memanggil orang tuanya dan tiba-
tiba… apa yang didengar Sandra.
“Kami sekeluarga datang melamar Sandra
untuk putra kami …. Rahman..”
Sandra ternganga.. tekjub. Secepat
itukah doanya terkabul ? Apa yang
terjadi. Sandra sangat kaget dan shock !!!
ternyata tanpa bertanya persetujuanya,
orangtua Sandra telah menerima lamaran
dari orang tua pemuda itu..
Secepat itukah YA Alloh ? tanya Sandra
dalam hati.
Tetapi Sandra telah belajar dari
pengalamannya bersama Dion. Sandra
tersadar bahwa dia mungkin boleh
berencana namun Alloh lah yang
menentukan.
Mungkin ini sudah jalan takdir jodoh
untukku. Oh …. jodohku berakhir dinama
Rahman.
Kenang Sandra.

Karya : Nur Zahra Priharyati
TTL : Purbalingga, 01-09-1996
ALAMAT : Rt. 02 Rw.03 Purbalingga lor
FACEBOOK : Nur Zahra Priharyati

0 komentar:

Posting Komentar