Aku terdiam dengan semua harapanku
terhadap sesosok lelaki yang aku cintai.
Matanya selalu ada dalam lamunanku dan
pikiranku. Dia adalah mentorku
dikelompok Sosjur dia adalah Kak Dimas.
Ku coba melupakannya tapi aku tak bisa
karena aku masih selalu menyimpan rasa
itu. Hari ini tepat jam 05.00 aku berangkat
lagi menuju kampus , males banget tapi
hari ini hari terakhir kegiatan yang sangat
melelahkan yaitu sosjur.hah, bertemu lagi
dengan dia, aku sangat tak mau bertemu
dengannya tapi apa boleh buat. Aku segera
membangunkan kakakku yang tertidur
pulas, tak tega membangunkannya tapi
harus bagaimana lagi .
“kak, bangun anterin dede ke
kampus”ujarku sambil membangunkan
kakakku
Kakakku terbangun dengan matanya yang
masih mengantuk, tapi tak terlihat wajah
yang menjengkelkan malahan kakakku
seperti yang bersemangat untuk
mengantarku ke kampus.
Kami pun bersiap untuk berangkat, di
perjalan aku selalu memikirkan dirinya
yang ada pada ingatanku. Setibanya disana
aku melihatnya. “Deg” jantung berdetak
sakit , mungkin sakit karena dia bukan
milikku.
Aku berpamitan kepada kakaku karena
panitia sudah berteriak-teriak, dalam
hatiku aku ingin menjerit “ sabar donk
panitia ” dengan kesalnya aku masuk
barisan kelompokku. Dia melihatku tapi
dia melihatrku karena dia mentorku dia
melihatku karena ingin mengabsenku dan
mengecek apa semua perlengkapanku
sudah dibawa semuanya “apa sudah
lengkap Din??”tanyanya
“sudah kak”jawabku
Huh, hati semakin tak karuan saat dia
berbicara dengan teman sekelompokku
yang bernama Agnes, sedih marah dan
ingin menangis dia lebih mendekati Agnes
dibandingkan anggota kelompok lainnya ya
aku akui Agnes sangatlah cantik , tak
heran semu senior sangat menyukainya.
Aku berusaha menghindarimya tak
tersenyum padanya karena aku sakit
sekali.
Panitia sudah berteriak untuk kami
berangkat menuju aula. Dia selalu ada
dalam pikiranku apa karena dia mirip
dengan orang yang pernah ada dihatiku
atau karena aku benar benar
menyukainya. Aku ingin terus menghindar
dan menghindar tapi semakin aku
mengindarinya semakin tak karuan hati
ini.
Beberapa materi dari para petinggi kampus
membuatku mengantuk dan sangat
membosankan.
Akhirnya istirahat juga akupun segera
keluar dengan teman temanku. Aku
melihat senior yang paling menyeramkan.
“eh liat. Itu senior yang paling
menyeramkan”ujarku
“hahaha . . ada ada kamu”ujar temanku
Nina
Akupun segera menuju kelas dan makan
bareng sengan teman teman . setelah
makan aku diajak oleh temen ku Nina
shalat
Deg aku bertemu dengan Dia .
Aku etrsenyum
“Dina ada yang nanyain kamu dan ada
salam dari kk sebelah kk”dia tersenyum
Dalam hati kenapa harus dia kenapa tidak
kamu
Akupun tersenyum sakit. Dan selalu
bertanya Tanya kenpa kenapa??
“dia kan yang kata kamu menyermakna ,
cieeee”ledek temanku
Aku hanya tersenyum ya ajaib orang yang
bagiku begitu menyeramkan ternyata dia
memerhaikanku tapi tetap dihatiku hanya
ada dia .
Tak terasa hari sudah malam sekitar jam
21.00 panitia membuat acara api ungun
dan setiap kelompok harus membawakan
sebuah pentas seni . aku mewakili
kelompokku dan melatunkan sebuah lagu
“ku suka dirinya mungkin aku sayang
Namun apakah mungkin kau menjadi
milikku”
Itu sepenggalan lagu Rasa Ini dari Vierra
yang mewakili perasaanku terhadap Dia
Dia Mentorku.
Dalam hati “ini lagu untukmu Mentorku”
Setelah itu aku kembali pada barisanku,
hah sakit banget dia berdekatan dengan
Agnes. Ya mungkin dia sangat suka ma
Agenes. Aku hanya bisa menghela nafasku
“Haahhh”
Pagi menyambutku dengan gembira cuaca
sangatlah cerah tapi hatiku ini masih gelap
gulita karena dia. Senior suda berteriak
untuk memakai peralatan yang aneh aneh
tapi aku jalani saja dan segera berbaris,
katanya kami harus jelajah alam
“ah pasti sekarang saatnya kita
disiksa”ujar Nina
“iya ya ”akupun mengeluh . iya ya saatnya
kita disiksa mati matian . benar saja saat
kelompok kami berjalan sudah ada kakak
menyeramkan
“akhirnya kalian datang juga cepet ambil
tuh air berlumpur itu”suruh senior itu . .
Dan kamipun membawa air berlumpur ini
“ya sekarang kalian tumpahkan ketubuh
kalian ”seniorpun tertawa
Ingin sekali ku berteriak apa apaan ini.
Kamipun menumpahkan air lumpur itu
kesukujur tubuhku
Senior malah tertawa bahagia. Apa ini
lucu ??
Kami pun segera melanjutkan jelajah alam.
Ternyata ini tidak terlalu sulit malah ini
semakin menyenangkan begitu menantang.
Tapi perasaan sakit itu muncul dia selalu
ada disekelilingku dan semakin sakit dia
selalu menempel pada seorang gadis yang
lebih menawan disbanding aku. Hatiku
semakin sesak seperti tak bisa lagi
menahan itu semua.
Aku harus bagaimana perasaan ini
semakin tak mau diam. Aku semakin ingin
menjauh dan menjauh
“kamu suka sama mentor”tiba tiba Rani
berbisik padaku
Aku kaget aku malu
“tak usah malu , dari tadi kamu melihat
Kak Dimas begitu sedih. Apa aku bantu
saja??”ujarnya
“jangan, itu tidak benar”malu aku
Ranipun tersenyum
Aku cemas Rani menceritakan ini semua
pada Kak Dimas Mentorku. Aku takut aku
tak bisa mendekati dia
Acara jelajah pun telah selesai , aku
menyandarkan tubuhku ke tembok aula.
Tiba tiba dia datang menghampiriku
“selamat beristirahat”senyumnya
Aku tersenyum sedih karena mungkin Dia
memperhatikanku karena aku adalah
juniornya.
Akhirnya aku berjanji pada diriku sendiri
aku akan memendam rasa itu aku akan
melupakanmu walau aku tak bisa tapi aku
akan berusaha, Dia hanya mimpi bagiku
tak
untuk jadi nyata. Aku akan selalu
mendoakanmu bahagia walau kau tak
termiliki
terhadap sesosok lelaki yang aku cintai.
Matanya selalu ada dalam lamunanku dan
pikiranku. Dia adalah mentorku
dikelompok Sosjur dia adalah Kak Dimas.
Ku coba melupakannya tapi aku tak bisa
karena aku masih selalu menyimpan rasa
itu. Hari ini tepat jam 05.00 aku berangkat
lagi menuju kampus , males banget tapi
hari ini hari terakhir kegiatan yang sangat
melelahkan yaitu sosjur.hah, bertemu lagi
dengan dia, aku sangat tak mau bertemu
dengannya tapi apa boleh buat. Aku segera
membangunkan kakakku yang tertidur
pulas, tak tega membangunkannya tapi
harus bagaimana lagi .
“kak, bangun anterin dede ke
kampus”ujarku sambil membangunkan
kakakku
Kakakku terbangun dengan matanya yang
masih mengantuk, tapi tak terlihat wajah
yang menjengkelkan malahan kakakku
seperti yang bersemangat untuk
mengantarku ke kampus.
Kami pun bersiap untuk berangkat, di
perjalan aku selalu memikirkan dirinya
yang ada pada ingatanku. Setibanya disana
aku melihatnya. “Deg” jantung berdetak
sakit , mungkin sakit karena dia bukan
milikku.
Aku berpamitan kepada kakaku karena
panitia sudah berteriak-teriak, dalam
hatiku aku ingin menjerit “ sabar donk
panitia ” dengan kesalnya aku masuk
barisan kelompokku. Dia melihatku tapi
dia melihatrku karena dia mentorku dia
melihatku karena ingin mengabsenku dan
mengecek apa semua perlengkapanku
sudah dibawa semuanya “apa sudah
lengkap Din??”tanyanya
“sudah kak”jawabku
Huh, hati semakin tak karuan saat dia
berbicara dengan teman sekelompokku
yang bernama Agnes, sedih marah dan
ingin menangis dia lebih mendekati Agnes
dibandingkan anggota kelompok lainnya ya
aku akui Agnes sangatlah cantik , tak
heran semu senior sangat menyukainya.
Aku berusaha menghindarimya tak
tersenyum padanya karena aku sakit
sekali.
Panitia sudah berteriak untuk kami
berangkat menuju aula. Dia selalu ada
dalam pikiranku apa karena dia mirip
dengan orang yang pernah ada dihatiku
atau karena aku benar benar
menyukainya. Aku ingin terus menghindar
dan menghindar tapi semakin aku
mengindarinya semakin tak karuan hati
ini.
Beberapa materi dari para petinggi kampus
membuatku mengantuk dan sangat
membosankan.
Akhirnya istirahat juga akupun segera
keluar dengan teman temanku. Aku
melihat senior yang paling menyeramkan.
“eh liat. Itu senior yang paling
menyeramkan”ujarku
“hahaha . . ada ada kamu”ujar temanku
Nina
Akupun segera menuju kelas dan makan
bareng sengan teman teman . setelah
makan aku diajak oleh temen ku Nina
shalat
Deg aku bertemu dengan Dia .
Aku etrsenyum
“Dina ada yang nanyain kamu dan ada
salam dari kk sebelah kk”dia tersenyum
Dalam hati kenapa harus dia kenapa tidak
kamu
Akupun tersenyum sakit. Dan selalu
bertanya Tanya kenpa kenapa??
“dia kan yang kata kamu menyermakna ,
cieeee”ledek temanku
Aku hanya tersenyum ya ajaib orang yang
bagiku begitu menyeramkan ternyata dia
memerhaikanku tapi tetap dihatiku hanya
ada dia .
Tak terasa hari sudah malam sekitar jam
21.00 panitia membuat acara api ungun
dan setiap kelompok harus membawakan
sebuah pentas seni . aku mewakili
kelompokku dan melatunkan sebuah lagu
“ku suka dirinya mungkin aku sayang
Namun apakah mungkin kau menjadi
milikku”
Itu sepenggalan lagu Rasa Ini dari Vierra
yang mewakili perasaanku terhadap Dia
Dia Mentorku.
Dalam hati “ini lagu untukmu Mentorku”
Setelah itu aku kembali pada barisanku,
hah sakit banget dia berdekatan dengan
Agnes. Ya mungkin dia sangat suka ma
Agenes. Aku hanya bisa menghela nafasku
“Haahhh”
Pagi menyambutku dengan gembira cuaca
sangatlah cerah tapi hatiku ini masih gelap
gulita karena dia. Senior suda berteriak
untuk memakai peralatan yang aneh aneh
tapi aku jalani saja dan segera berbaris,
katanya kami harus jelajah alam
“ah pasti sekarang saatnya kita
disiksa”ujar Nina
“iya ya ”akupun mengeluh . iya ya saatnya
kita disiksa mati matian . benar saja saat
kelompok kami berjalan sudah ada kakak
menyeramkan
“akhirnya kalian datang juga cepet ambil
tuh air berlumpur itu”suruh senior itu . .
Dan kamipun membawa air berlumpur ini
“ya sekarang kalian tumpahkan ketubuh
kalian ”seniorpun tertawa
Ingin sekali ku berteriak apa apaan ini.
Kamipun menumpahkan air lumpur itu
kesukujur tubuhku
Senior malah tertawa bahagia. Apa ini
lucu ??
Kami pun segera melanjutkan jelajah alam.
Ternyata ini tidak terlalu sulit malah ini
semakin menyenangkan begitu menantang.
Tapi perasaan sakit itu muncul dia selalu
ada disekelilingku dan semakin sakit dia
selalu menempel pada seorang gadis yang
lebih menawan disbanding aku. Hatiku
semakin sesak seperti tak bisa lagi
menahan itu semua.
Aku harus bagaimana perasaan ini
semakin tak mau diam. Aku semakin ingin
menjauh dan menjauh
“kamu suka sama mentor”tiba tiba Rani
berbisik padaku
Aku kaget aku malu
“tak usah malu , dari tadi kamu melihat
Kak Dimas begitu sedih. Apa aku bantu
saja??”ujarnya
“jangan, itu tidak benar”malu aku
Ranipun tersenyum
Aku cemas Rani menceritakan ini semua
pada Kak Dimas Mentorku. Aku takut aku
tak bisa mendekati dia
Acara jelajah pun telah selesai , aku
menyandarkan tubuhku ke tembok aula.
Tiba tiba dia datang menghampiriku
“selamat beristirahat”senyumnya
Aku tersenyum sedih karena mungkin Dia
memperhatikanku karena aku adalah
juniornya.
Akhirnya aku berjanji pada diriku sendiri
aku akan memendam rasa itu aku akan
melupakanmu walau aku tak bisa tapi aku
akan berusaha, Dia hanya mimpi bagiku
tak
untuk jadi nyata. Aku akan selalu
mendoakanmu bahagia walau kau tak
termiliki
0 komentar:
Posting Komentar